Daerah  

Dari Salak Jadi Dodol Premium, Inovasi Dosen UMP Ubah Wajah Desa Kupangan

Wonosobo, STB – Dosen Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) menghadirkan inovasi teknologi tepat guna berupa mesin pengaduk ergonomis untuk membantu petani dan pengrajin dodol salak di Desa Kupangan, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Wonosobo. Program yang berlangsung pada 2, 10, dan 21 Agustus 2025, didukung pendanaan DPPM Kemendiktisaintek.

 

Menurut, Ratna Kartika Wati, Ph.D, program ini bertujuan meningkatkan produktivitas petani salak melalui diversifikasi produk dan pengelolaan usaha berbasis teknologi.

 

“Kami ingin membantu petani keluar dari masalah harga salak yang kerap anjlok dan memberi nilai tambah melalui olahan dodol salak,” jelasnya.

 

Selain mesin pengaduk dodol, kelompok tani juga menerima bantuan mesin gerinda kopi dan pemarut kelapa, pelatihan strategi pemasaran digital, serta pendampingan pengurusan sertifikasi halal dan PIRT.

 

Slamet, salah satu petani salak, mengaku terbantu. Sebab saat ini, petani hanya mengandalkan penjualan secara manual.

 

“Produk kami kini lebih menarik, kami diajari pemasaran lewat media sosial dan memakai QRIS untuk transaksi,” ujarnya.

 

Hasilnya, 95% anggota KWT Sari Salak kini terampil membuat dodol salak, 85% mampu memanfaatkan limbah salak menjadi kopi dan teh, serta lebih paham bahaya pinjaman rentenir. Mereka juga aktif berjualan melalui berbagai plaftform di media sosial Instagram, YouTube, dan Shopee.

 

Dengan dukungan UMP, Desa Kupangan kini siap menjadi sentra dodol salak dan produk olahan salak yang lebih modern dan kompetitif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *