Purwokerto, STB – Ratusan siswa dari tingkat SD hingga SMA tampak antusias mengikuti Festival Permainan Tradisional yang digelar di Lapangan Sekolah Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto, Sabtu (6/9/2025) pagi. Dengan semangat, mereka mencoba berbagai permainan khas Nusantara, mulai dari egrang, gobak sodor, tarik tambang, engklek, hingga jalan bakiak.
Sekolah sengaja menggelar festival ini agar para siswa sejenak melupakan gadget dengan beragam permainan tradisional. Bahkan dari 72 jenis permainan tradisional yang disajikan, sebagian besar sudah jarang dikenal anak-anak masa kini. Tidak heran, banyak peserta tampak kesulitan ketika pertama kali mencoba, misalnya saat menaiki egrang yang menuntut keseimbangan penuh.
“Baru pertama kali main egrang, ternyata susah tapi seru sekali,” kata Ramadhan, salah satu siswa peserta festival.
Fenomena ini menjadi cermin nyata bahwa generasi muda lebih akrab dengan gawai dan gim digital daripada permainan tradisional yang kaya nilai kebersamaan. Karena itu, Yayasan Pendidikan Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto berinisiatif menjadikan festival ini sebagai bagian dari rangkaian Al Irsyad Education Expo #2 dalam rangka Milad ke-111 Al Irsyad dan HUT ke-80 RI.
Ketua LPP Al Irsyad, Fahmi Abdulkarim Altway, menegaskan bahwa permainan tradisional bukan sekadar nostalgia, tetapi media pendidikan karakter.
“Permainan tradisional mengajak anak-anak bergerak aktif, bermain bersama, membangun sosialitas, dan mengenal budaya bangsa. Inilah cara kami ikut membentuk karakter anak-anak agar tidak hanya sibuk dengan gadget,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Banyumas, Joko Wiyono, yang hadir dalam pembukaan, menyampaikan apresiasinya. Menurutnya, permainan tradisional adalah solusi untuk menyeimbangkan pengaruh teknologi pada anak.
“Al Irsyad harus adaptif dengan zaman, tetap modern, tapi jangan meninggalkan akar budaya. Permainan tradisional bisa jadi media pendidikan karakter yang efektif,” katanya.
Rangkaian Education Expo ini tidak hanya menghadirkan festival permainan tradisional, tetapi juga pameran kreativitas siswa, jalan sehat, hingga fun run. Ribuan peserta, mulai dari siswa, orang tua, hingga masyarakat umum, ikut memeriahkan kegiatan yang berlangsung tiga hari, hingga hari minggu esok.
“Fun run bukan hanya olahraga, tapi juga simbol kebersamaan dan semangat kebangsaan. Kami ingin membangun generasi yang cerdas, sehat, dan cinta tanah air,” tambah Fahmi.
Festival permainan tradisional ini sendiri nantinya juga akan terus dikenalkan kepada para siswa. Bahkan akan dijadikan sebagai agenda rutin yang akan terus diperkuat bersama Dinas Pendidikan Banyumas. Harapannya, anak-anak bisa kembali mengenal permainan masa lalu yang penuh nilai edukatif.
Selain itu, permainan tradisional ini juga mengajarkan sportivitas, kerjasama, ketangkasan, dan daya tahan—hal yang sulit diperoleh dari layar gawai. Untuk itulah peran masyarakat penting untuk ikut menjaga dan melestarikannya. Sebab, permainan tradisional bukan sekadar hiburan, melainkan warisan budaya bangsa yang membentuk karakter generasi Indonesia. (*)
Batam,STB – Malam itu, Lapangan Kampung Nelayan di kawasan Lubukbaja seharusnya hanya menjadi tempat biasa…
Batam,STB, - Suara peluit kapal, derit troli, dan riuh para penumpang pagi itu mendadak terasa…
Batam,STB – Polda Kepulauan Riau melalui Ditresnarkoba resmi memusnahkan barang bukti narkotika hasil pengungkapan kasus…
Purwokerto, STB – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 5 Purwokerto memperketat sistem pengamanan…
Batam,STB – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-25, PT PLN Batam meluncurkan program spesial…
Batam,STB – Upaya penyelundupan ratusan unit telepon genggam jenis iPhone berhasil digagalkan Tim Penindakan dan…