Purwokerto, STB. Sebanyak 10 pelukis dari dua kabupaten ikut ambil bagian dalam pameran bertajuk “Kolaborasi Warna dan Generasi”. Nama-nama seperti Koen Hari Wibowo, Budiwibowo, Suhadi Gembot, Medi PS, Darminto, Jaenal, serta pelukis perempuan seperti Kun Arifah, Yuli Wijowati, dan Anastasia, mahasiswi yang masih berusia 19 tahun dari Institut Seni Indonesia, ikut memamerkan karya-karya mereka yang mengusung berbagai aliran, mulai dari realisme, impresionisme, kontemporer, hingga abstrak.
Pameran seni rupa yang digelar sejak 12 hingga 17 Juli 2025 di Taman Literasi, Jalan Ahmad Yani, Purwokerto, Banyumas, sukses menarik perhatian publik. Acara ini menghadirkan deretan karya luar biasa dari para pelukis lokal Banyumas dan Cilacap lintas generasi. Namun di balik semaraknya karya yang ditampilkan, tersimpan harapan besar dari para seniman: perhatian dan dukungan nyata dari pemerintah.
Hal ini disampaikan oleh Andy Ismer, Ketua Komunitas Rumah Literasi sekaligus penyelenggara acara. Namun, semangat besar ini tidak diiringi oleh dukungan memadai. Seluruh kegiatan terselenggara berkat swadaya komunitas pelukis dan tanpa sokongan sponsor atau bantuan pemerintah.
“Banyak pelukis yang sangat produktif dan bersemangat berkarya, tapi kesulitan mendapat ruang pameran. Kami fasilitasi sebisanya, meski semua masih serba terbatas,” ujar Andy, Kamis (17/7).
Andy juga menyoroti pentingnya peran pemerintah daerah dan Dewan Kesenian Banyumas dalam menghidupkan kantong-kantong seni di wilayah ini.
“APBD itu ada. Kalau Dewan Kesenian benar-benar melakukan orientasi dan pembinaan, akan muncul lebih banyak ruang kreasi. Jangan hanya segelintir nama saja yang selalu tampil,” tegasnya.
Senada dengan Andy, pelukis senior asal Purwokerto, Setyo Kusnanto, menekankan bahwa seni rupa lokal bukan sekadar hobi, melainkan bagian dari industri kreatif.
“Kami ingin seni lukis ini jadi sarana edukasi masyarakat. Tapi kami butuh sarana, promosi, dan dukungan. Kalau pemerintah serius, ini bisa jadi sektor ekonomi kreatif yang kuat,” kata Kusnanto.
Sementara itu, pelukis perempuan Yuli Wijowati menyayangkan masih sulitnya mendapatkan dana untuk mengadakan pameran secara mandiri.
“Para pelukis ingin terus berkarya dan mengedukasi masyarakat, tapi masih kesulitan soal dana. Acara ini pun dari hasil urunan para pelukis,” ujar Yuli sambil melukis di tengah pameran.
Menariknya, kehadiran pelukis muda seperti Anastasia (19 tahun), yang memajang karya desain interiornya, menambah semangat regenerasi dalam dunia seni rupa Banyumas.
Pameran ini merupakan seri keempat dari rangkaian kegiatan komunitas pelukis lokal, dengan harapan bisa terus berkembang dan mendapat perhatian lebih luas, terutama dari pemangku kebijakan.
Batam, STB – Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, semangat nasionalisme warga Perumahan…
Purbalingga, STB– Semangat merah putih membara di Kabupaten Purbalingga. Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun…
Purwokerto, STB - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 5 Purwokerto memulai langkah inovatif…
Riau, STB - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) terus berupaya mempercepat pemulihan layanan…
Batam, STB – Anggota DPRD Kota Batam, Ahmad Surya, melaksanakan kegiatan Reses Tahun Sidang…
Batam, STB – Kepolisian Resor Kota (Polresta) Barelang berhasil mengungkap kasus pencurian dengan modus…